Tuesday, May 26, 2015

Tugas TOU 2 Minggu 4

Vladimir Ilyich Lenin (Rusia: Владимир Ильич Ленин; terlahir sebagai Vladimir Ilyich Ulyanov, Rusia: Владимир Ильич Ульянов; 22 April [K.J.: 10 April] 1870 – 21 Januari 1924) adalah revolusioner komunis, politikus, dan penggagas teori politik berkebangsaan Rusia. Nama Lenin sebenarnya adalah nama samaran yang diambil dari nama Sungai Lena di Siberia. Ia menjabat sebagai pemimpin RSFS Rusia sejak tahun 1917, lalu Perdana Menteri Uni Soviet sejak tahun 1922 hingga kematiannya. Lenin berhaluan politik Marxis dan telah ikut menyumbangkan gagasan politiknya dalam pemikiran Marxis yang disebut sebagai Leninisme. Gagasannya itu bila digabung dengan teori ekonomi Marx dikenal dengan sebutan Marxisme–Leninisme.

Lenin terlahir sebagai putra dari keluarga kelas menengah di Simbirsk, Kekaisaran Rusia. Ketertarikannya pada politik revolusioner sayap kiri diawali dari hukuman mati yang dijatuhkan kepada seorang kakak laki-lakinya pada tahun 1887. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Kazan, tetapi dikeluarkan karena terlibat dalam protes anti-tsar sehingga pada tahun-tahun berikutnya, ia berjuang mendapatkan gelar sarjana hukum dan bergabung ke aliran politik radikal sebagai pengikut Marx. Pada tahun 1893, ia pindah ke St. Petersburg, menjadi tokoh senior dalam Liga Perjuangan Kesetaraan Kelas Buruh. Lenin kemudian ditangkap karena dituduh telah menghasut orang banyak dan diasingkan selama tiga tahun ke Siberia di mana ia menikah dengan Nadezhda Krupskaya. Setelah itu, ia mengasingkan diri ke Jerman, Inggris, dan Swiss. Ia baru pulang ke Rusia pasca-Revolusi Februari 1917 yang menyebabkan turunnya tsar dan berkuasanya pemerintahan sementara.

Sebagai pemimpin faksi Bolshevik dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia, ia memegang peran utama dalam melancarkan Revolusi Oktober 1917 yang berhasil menggulingkan Pemerintahan Sementara Rusia dan mendirikan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, negara sosialis pertama di dunia secara konstitusional. Segera setelah itu, Lenin menerapkan reformasi sosialis yang meliputi pengalihan hak milik atas tanah dan bangunan kepada soviet (dewan pekerja). Adanya ancaman serangan dari Jerman membuat Lenin terpaksa menandatangani perjanjian damai yang menandai keluarnya Rusia dari Perang Dunia I. Pada tahun 1921, ia menggagas Kebijakan Ekonomi Baru, suatu sistem kapitalisme negara yang memulai proses industrialisasi dan pemulihan keadaan pasca-Perang Sipil Rusia. Setahun kemudian, RSFS Rusia bergabung dengan wilayah lain yang dulu juga termasuk wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia untuk membentuk Uni Soviet dengan Lenin sebagai pemimpinnya.

Pasca-kematiannya, Marxisme–Leninisme berkembang menjadi beberapa cabang pemikiran baru seperti Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme. Lenin hingga saat ini masih menjadi tokoh dunia yang kontroversial. Para pencelanya memberi label diktator kepadanya karena ia dianggap telah melanggar banyak hak asasi manusia selama berkuasa, sedangkan para pendukungnya melawan pendapat itu dengan beranggapan bahwa kekuasaan Lenin saat itu terbatas dan memberinya gelar sebagai pembela kaum buruh. Lenin memiliki peranan besar dalam gerakan komunis internasional dan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia pada abad ke-20.

Masa muda

Vladimir Ilyich Ulyanov adalah putra pasangan Ilya Nikolaevich Ulyanov dan Maria Alexandrovna Blank. Ilya adalah seorang pegawai negeri Kekaisaran Rusia yang berjuang mewujudkan demokrasi dan pendidikan bebas bagi semua orang di Rusia. Sebagaimana kebanyakan orang Rusia, Lenin merupakan keturunan dari berbagai macam suku bangsa. Ia memiliki darah Kalmyk yang diwarisi dari ayahnya dan darah Volga Jerman dari ibunya.

Di sekolah, Lenin terkenal pandai dalam bahasa Latin dan bahasa Yunani. Pada bulan Mei 1887, kakaknya yang bernama Alexander Ulyanov dihukum gantung karena ikut merencanakan pembunuhan Tsar Alexander III. Hal ini mengubah karakter Lenin menjadi radikal yang membuatnya dikeluarkan dari Universitas Kazan karena turut serta dalam demonstrasi mahasiswa. Akan tetapi, setelah itu ia belajar secara otodidak dan pada tahun 1891 berhasil memperoleh izin menjadi seorang pengacara

Penghargaan

Koin peringatan satu rubel yang dicetak pada tahun 1970 untuk memperingati seabad kelahiran Lenin.

Sebagaimana saat hidup, Lenin mungkin malah lebih berpengaruh pasca-kematiannya. Lebih dari 100 juta orang telah berbaris rapi untuk melihat jasadnya yang diawetkan. Pemikirannya telah digunakan untuk mendukung segala perubahan dalam kebijakan Soviet dan setiap pemerintahan baru yang berkuasa setelah kematiannya. Teori yang digagasnya telah menjadi inspirasi bagi kesuksesan revolusi yang dipimpin oleh Fidel Castro, Mao Zedong, dan Ho Chi Minh serta para revolusioner dari negara lain yang penuh oleh rakyat tertindas dan tak berdaya.
 

— Vladimir Lenin: Voice of Revolution, A&E Biography, 2005[8]
Saat Lenin wafat pada tanggal 21 Januari 1924 di kediamannya dekat Moskwa, ia dijuluki sebagai "manusia paling jenius" serta "pemimpin dan guru rakyat di dunia".[9] Sejarawan J. Arch Getty menyatakan bahwa "Lenin pantas menerima penghargaan atas sebutan bahwa orang biasa bisa memiliki bumi, bahwa ternyata gerakan politik yang didasarkan pada keadilan sosial dan kesetaraan bisa diwujudkan."[8] Majalah TIME juga menyebut Lenin sebagai salah satu dari 100 orang paling penting pada abad ke-20[10] dan salah satu dari 25 politikus paling berpengaruh sepanjang masa dengan argumen bahwa "selama bertahun-tahun, pemberontakan Marxis–Leninis telah mengejutkan dunia sementara jasad Lenin yang diawetkan terbaring tenang di Lapangan Merah".[11]

Menurut artikel di Encyclopædia Britannica yang ditulis oleh Profesor Albert Resis dari Universitas Northern Illinois:[12]

Jika Revolusi Bolshevik merupakan peristiwa politik yang paling berpengaruh pada abad ke-20 seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, maka Lenin dengan segala kelebihan dan kekurangannya juga harus dianggap sebagai pemimpin politik paling berpengaruh pada abad itu. Ia dianggap sebagai pemimpin dan negarawan revolusioner terbesar dalam sejarah serta pemikir revolusioner terbesar setelah Marx tidak hanya oleh kalangan cendekiawan di eks-Uni Soviet saja, tetapi juga oleh banyak cendekiawan nonkomunis.


No comments:

Post a Comment