Sunday, October 18, 2015

Membuat Garis Vertical, Horizontal dan Diagonal pada Dev C++ Menggunakan Library OpenGL

Firman Fajar Kurniawan
13113514
3KA26

Saya menggunakan program Dev C++ versi 5.11

Buka Dev C++ kemudian : File>>New>>Project. setelah itu akan muncul Menu :


Pilih Multimedia lalu OpenGL kemudian beri Nama dan OK, selanjutnya pilih dimana project ingin disimpan lalu klik, Save
-------------------------------------------------------------------------
Setelah disimpan, program langsung akan membuka lembar kerja yang sudah ada source code. Lalu cari komentar yang terdapat  /* OpenGL animation code goes here */ untuk membuat line(garis) kemudian masukan coding line(garis) pada baris selanjutnya.

berikut adalah contoh dari input dan output dari Garis Vertical, Horizontal dan Diagonal :

1. Garis Vertical



2. Garis Horizontal

3. Garis Diagonal


Sebelum di run program di compile terlebih dahulu dengan menekan f9 dan save, selanjutnya run menggunakan f10

pada case ini yang diubah ialah kordinat titit yang terletak di glvertex3f

Wednesday, October 7, 2015

Penggunaan EYD

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

Pada kamus besar bahasa Indonesia kalimat memiliki arti sepatah kata atau sekelompok kata yang merupakan satuan yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan. Sedangkan efektif memiliki arti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya). Dapat membawa hasil (tentang usaha, tindakan). Dilihat dari pengertian kedua kalimat tersebut jadi dapat kita tarik kesimpulan kalimat efektif adalah suatu kata atau sekelompok kata yang dapat mengutarakan suatu pikiran atau perasaan , memiliki efek (akibat) dan juga dalam susunannya harus tepat dan benar.

PENGERTIAN EYD

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

A. Penggunaan EYD yang benar pada penulisan huruf dan kata

• Penggunaan Huruf Kapital

  1. Jabatan tidak diikuti nama orang
  2. Huruf pertama nama bangsa
  3. Nama geografi sebagai nama jenis
  4. Setiap unsur bentuk ulang sempurna
  5. Penulisan kata depan dan kata sambung

• Penulisan Huruf Miring

  1. Penulisan nama buku, contoh: Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Sunda Mangle, Surat Kabar Bandung Pos.
  2. Penulisan penegasan ka0ta dan penulisan bahasa asing, contoh: boat modeling, aeromodeling, motorsport.
  3. Penulisan kata ilmiah, contoh, royal-purple amethyst, crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus, dsb.

• Penulisan Kata Turunan

  1. Gabungan kata dapat awalan akhiran : Butir 3 pedoman kata turunan menegaskan, jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai
  2. Gabungan kata dalam kombinasi : Butir 4 pedoman penulisan kata turunan menyatakan, jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai

• Penulisan Gabungan Kata

  1. Penulisan gabungan kata istilah khusus : Butir 2 pedoman penulisan gabungan kata mengingatkan, gabungan kata, termasuk istilah khusus.
  2. Penulisan gabungan kata serangkai : Butir 3 pedoman penulisan gabungan kata menegaskan, gabungan kata berikut harus ditulis serangkai.

B. Penggunaan EYD yang benar pada partikel, singkatan, akronim, dan angka

• PENULISAN PARTIKEL

  1. Penulisan partikel pun : Butir 2 tentang penulisan partikel mengingatkan, partikel pun dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya.
  2. Penulisan partikel per : Butir 3 tentang penulisan partikel menyebutkan, pertikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

• PENULISAN SINGKATAN

  1. Penulisan singkatan umum tiga huruf
  2. Penulisan singkatan mata uang

• PENULISAN AKRONIM

  1. Akronim nama diri : Pedoman EYD menyatakan, akronim nama diri yag berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
  2. Akronim bukan nama diri : Menurut Pedoman EYD, akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

• PENULISAN ANGKA
Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka yaitu :

  1. Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
  2. Angka digunakan untuk menyatakan :


  • i. ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
  • ii. satuan waktu,
  • iii. nilai uang, dan
  • iv. kuanitas.

3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, aparteman, atau kamar pada alamat.
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

• PENULISAN LAMBANG BILANGAN

  1. Penulisan lambang bilangan satu-dua kata : Pedoman EYD menetapkan, penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
  2. Penulisan lambang bilangan awal kalimat : Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
  3. Penulisan lambang bilangan utuh : Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Ketentuan dalam Pedoman EYD ini sangat sejalan dengan kaidah bahasa jurnalistik yang senantiasa menuntut kesederhanaan dan kemudahan.
  4. Penulisan lambang bilangan angka-huruf
  5. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

C. Penggunaan Tanda Baca


1. Tanda Titik (. )


  • Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
  • Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
  • Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan

2. Tanda Koma ( , )

  • Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapidan melainkan.

3. Tanda Titik Koma (; )

  • Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian¬bagian kalimat yang sejenis dan setara, Contoh : "Malam makin larut; kami belum selesai juga".
  • Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung, Contoh : "Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar".

4. Tanda Titik Dua ( : )

  • Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
  • Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

5. Tanda Hubung ( – )

  • Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
  • Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
  • Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

6. Tanda Pisah ( – )

  • Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
  • Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

7. Tanda Elipsis ( … )

  • Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
  • Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan, Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

8. Tanda Tanya ( ? )

  • Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya
  • Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

9. Tanda Seru (!)

  • Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

10. Tanda Kurung (   )

  • Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
  • Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
  • Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
  • Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
  • Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

11. Tanda Petik (“… “)

  • Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
  • Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.

12. Tanda Petik Tunggal ( ‘ … ‘ )

  • Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
  • Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing (Lihat pemakaian tanada kurung)

13. Tanda Ulang ( …2 ) (angka 2 biasa)

  • Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar.

14. Tanda Garis Miring ( / )

  • Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
  • Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.

15. Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ‘ )

  • Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata.


D. Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjamam dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, reshuffle. Unsur-unsur tersebut di pakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yamg penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Source :

Ragam Bahasa dan Laras Bahasa

RAGAM BAHASA
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000)

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1.       berdasarkan media
2.       berdasarkan cara pandang penutur
3.       berdasarkan topik pembicaraan.

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
·         Ragam bahasa lisan
·         Ragam bahasa tulis

Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa.kita dapat menemukan ragam lisan yang standar,misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan,dalam situasi perkuliahan,ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar,misalnya dalam percakapan antarteman,dipasar,atau dalam kesempatan nonformal lainnya

Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.  Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Contoh : ‘Sudah saya lihat bintang yang terbaru itu.’

Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak.ragam tulispun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar.ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku pelajaran,teks,majalah,surat kabar,poster,iklan.kita juga dapat menemukan ragam tulis  nonstandar dalam majalah remaja,iklan,atau poster.

Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Contoh : ’Saya sudah melihat bintang itu.’

LARAS BAHASA
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi,bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaianya.jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaianya.dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah,laras populer,laras featue,laras komik,laras sastra, yang masih dapat di bagi atas laras cerpen, laras puisi,laras novel, dan sebagainya.
Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat di sampaikan secara lisan atau di tulis dalam bentuk standar, semi standar,atau nonstandar. Laras bahasa yang akan kita bahas pada kesempatan ini adalah laras ilmiah.

Source :
http://roisah.weebly.com/ragam-bahasa.html
http://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/ragam-dan-laras-bahasa.html


Peran dan Fungsi Bahasa

PERAN BAHASA

Peranan bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah sebagai alat untuk menyerap dan mengungkapkan hasil pemikiran

Setiap Negara pasti mempunyai bahasanya masing-masing, begitupun Negara Indonesia. Indonesia memiliki bahasanya sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa dapat mempersatukan suatu Negara. Bahasa tersebut mempunyai banyak fungsi, salah satunya sebagai alat komunikasi. Maksudnya adalah setiap orang bisa mengungkapkan hasil pemikirannya melalui bahasa itu sendiri. Mereka bebas berbicara dan bebas mengeluarkan pendapat selama bahasa yang digunakan masih sesuai dengan kaidah-kaidah atau tata cara berbahasa yang baik. Bahasa Indonesia mempunyai ketentuan-ketentuan didalamnya, baik dalam tata cara penulisan, tata cara menyampaikan, begitupun dalam tanda bacanya seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan lain-lain.

Peranan Bahasa Indonesia yaitu :
·         Sebagai alat komunikasi
·         Sebagai alat untuk mengekspresikan diri
·         Sebagai alat integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu
·         Sebagai alat untuk melakukan control sosial

Dan pada zaman itu, bahasa Melayu berfungsi sebagai :
  • Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
  • Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
  • Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
  • Bahasa resmi kerajaan.
FUNGSI BAHASA

Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.

Fungsi bahasa secara umum :

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.

Fungsi bahasa secara khusus :

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.

2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.

3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.

4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

Source