Monday, March 24, 2014

IBD : Manusia dan Keindahan

 

ILMU SOSIAL BUDAYA


Nama            :           Firman Fajar Kurniawan
NPM             :           13113514
Kelas             :          1KA28
Materi           :           Manusia dan Keindahan
















UNIVERSITA GUNADARMA
PTA 2013/2014



B.    MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, artik kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Apakah keindahan Itu ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.

Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
  1. keindahan dalam arti luas
  2. keindahan dalam arti estetis murni
  3. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Nilai estetik.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.

Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.

Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni  adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.

Contoh :
Dalam memadu rumah dari halaman akan kelihatan serasi dan indah apabila rumah yang bagus dengan halamannya yang luas dan ditata dengan bunga-bunga yang indah maka orang akan memuji keserasian itu



Keserasian
Teori Objectif dan Teori Subjectif
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry

Teori Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan perasaan

Asas Keserasian
Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.

Sumber : http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/pengertian-keindahan.html



Contoh :
Saudaraku,  salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita. Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?
Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak.
kemungkinan yang bisa kita bayangkan:
  • sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah
  • lebih banyak  manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya
  • jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat
Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.
Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8), maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan

 

Sunday, March 23, 2014

IBD : Manusia dan Cinta Kasih


ILMU SOSIAL BUDAYA


Nama             :           Firman Fajar Kurniawan
NPM              :           3113514
Kelas             :           1KA28
Materi            :           Manusia dan Cinta Kasih
                             
















UNIVERSITA GUNADARMA
PTA 2013/2014



A.    MANUSIA DAN CINTA KASIH

1.       Cinta Kasih
Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa ,dipertimbangkan oleh akal yang menimbulkan suatu tanggung jawab ,yang perwujudan nya dapat berupa tingkah laku. Cinta kasi yang disertai dengan tanggung jawab dapat menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.
Prilaku cinta kasih dapat muncul dalam bentuk : kemesraan, belas kasihan, kasih sayang atau pengabdian. Cinta kasih tidak dapat diartikan sebagai hubungan asamara yang biasanya diwarnai oleh nafsu, tetapi cinta kasih haruslah dilihat sebagai ikatan hati nurani yang suci terhadap sesuatu secara bertanggung jawab. Cinta kasih adalah anugrah Tuhan, karena cinta kasih akan memperhalus rasa, memperhalus budi, dan memperhalus tindakan. Karena rasa cinta kasih bukan dimunculkan oleh nafsu, maka ia bersifat sakral. Cerminan dari manusia yang telah memiliki cinta kasih adalah rasa sayang atas sesama manusia, rasa sayang atas makhluk-makhluk ciptaan Allah, dan rasa patuh atas semua perintah Allah dan menjauhi larangan nya


2.       Cinta Kasih antara Manusia dengan Tuhan
            Manusia adalah ” home religious” atau makhluk yang yang ber-Tuhan. Dengan demikian kecintaan manusia terhadap Tuhan sebenarnya adalah “ hakekat cintanya terhadap dirinya sendiri “. Dengan mencintai terhadap Tuhan, maka manusia akan berbuat sesuai dengan perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan harapan agar dirinya mendapatkan keidupan yang baik di dunia dan kebaikan di akhirat.
            Kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang baka atau kehidupan yana kekal, sedangkan kehidupan di dunia hanya bersifat sementara ,dengan demikian manusia harus lebih memusatkan perhatiannya kepada kehidupan yang kekal dengan baik. Sebaik-baik bekal untuk mempersiapka diri pada kehidupan yang kekal adalah ” taqwa”. Dengan menjauhi larangan nya dan mengikuti segala perintah nya berarti mencintai Tuhan. Dan dengan mencintai Tuhan berarti mencintai dirinya, karena ia akan mendapatkan 2 kebaikan hidup sekaligus, yakni kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat atau ” fi dunya hasanah dan fil akhirati hasanah ” .
            Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu merasa dirinya dilindungi oleh Tuhan dalam segala sesuatu selain kekuasaan Tuhan. Dengan demikian akan selalu berani karena benar dan takut karena salah. Kepercayaan setiap manusia terhadap Tuhan-Nya tidaklah sama, tergantung pada prkembangan pemikiran dan peradapan manusia tersebut


3.       Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang. Berbicara soal mengenai kasih sayang tentu tak lepas dari cinta. Oleh karenanya antara kasih sayang, cinta dan kemesraan tak bisa pisah-pisahkan meskipun semua beda penegertian, sebab semuanya saling mengaitkan. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan, cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna. Cinta pun merupakan perasaan seseorang kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain). Dengan cinta kita bias berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin hubungan kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita apa adanya. Selain itu pula, kemesraan tak bisa terpisahkan dari kedua hal diatas.


4.       Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.  Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filusuf Rusia dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar keluar dari cinta diri, Ia mulai hidup untuk orang lain”  Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah ”Roro Mendut dan Prono Citro”  Yose Ortage Y. Gasset dalam novelnya “On Love” mengatakan, dikedalam sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya. Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran enersi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri


5.       Pemujaan
                Pada garis besarnya pengertian pemujaan mencakup dua aspek, yaitu antara yang memuja dan yang dipuja. Dalam  hal puja memuja, dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yakni:
a.        Puja memuja antar sesama manusia
Pada hematnya manusia memuja manusia lainnya disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain pemujaan yang berkaitan dengan perasaan jatuh cinta hingga menyebabkan terjadi perubahan sikap, perilaku, tutur kata, dan hal-hal yang menimbulkan perubahan itu sebagaimana layaknya jatuh cinta.
Di sisi lain, ungkapan perasaan jatuh cinta biasanya terlontar melalui pengabdian pada pahatan, patung, ukiran puisi, lagu-lagu, salam sayang via radam dan berbagai bentuk pernyataan tentang jatuh cinta yang semuanya terhimpun di dalam lingkup pemujaan. Bahkan dengan kata pemujaan, Adolf Hitler harus bersedia meneguk racun bersama sang pujaan Eva Braun menjelang akhir perang dunia II.

Hal demikian nampak pada bidang ideologi dan politik misalnya; antara lain fanatisme rakyat
Jepang terhadap Teno Haika (pasca perang dunia II).  Musollini dengan fasisme yang sangat dipuja oleh sebagian rakyat italia, Nazizme dengan Adolf Hitler sebagai gembongnya sangat dipuja oleh para pengikutnya.
Di bidang seni, pemujaan terhadap seorang seniman pun tak kalah pentingnya. Karena fanatisnya pengagum John Lenon (lagunya Imagine of the people’s), maka tak segan-segan sipemuja harus menembak mati penyanyi tersebut. Elvis Preisley sangat di kagumi dan di puja-puja oleh para pengikutnya. Walaupun telah lama meninggal, namun rasa pemujaan terhadap dirinya tetap hidup melalui lagu-lagunya yang pernah populer.
Di bidang kepemimpinan dan pemerintahan, tengoklah negara Libya dengan Muammar (revolusi Iran) menjatuhkan kepemimpinan Reza Pahlevi, Mao Tse Tung di RRC (berbaur dengan faham komunis), Ho Chin Min di Vietnam, Fideal Castro di Cuba. Kesemuanya inilah keunggulan-keunggulan tipe kharismatik dalam kepemimpinan dan pemerintahan, baik yang lebih di dominasi oleh faham, ideologi, serta aliran juga yang dilandasi oleh keyakinan dalam kefanitikan yang dogmatis.

b.      Manusia memuja alam
Manusia memuja alam mengandung dua hal di dalamnya: pertama alam dipuja oleh manusia dengan maksud agar alam bersikap ramah dan bersahabat. Alam ditempatkan sebagai suatu bagian dengan diri manusia. Alam yang memiliki dua kekuatan kesejaga dan (siang dan malam) juga memiliki empat potensi alamiah (tanah, air, api, dan angin) eksistensinya dijabarkan kedalam satu metafora simbolis yang terwakilkan di dalam diri manusia.
Agar alam dapat bersahabat, maka diperlakukan pemujaan oleh manusia melalui perbuatan ritual. Kadar ritualnya senantiasa di tentukan oleh kesempurnaan dalam satu cara pemujaan, lengkap dengan peralatan yang berfungsi sebagai simbol. Setiap simbol selalu mewakili berbagai aspek dari aktifitas tingkah laku manusia.
Dalam hal pemujaan terhadap alam, tidak hanya terbatas pada kalangan  masyarakat sederhana, akan tetapi mencakup seluruh kelompok manusia. Semboyan “back to nature” (kembali ke alam bebas) merupakan suatu pernyataan kalangan masyarakat modern yang berusaha agar selalu bersahabat dengan alam. Walaupun semboyan tersebut tidak langsung sebagai suatu pemujaan kepada alam, namun dari segi pengagumannya sekelompok dari masyarakat modern itu beralih kembali memilih hidup di gua-gua layaknya seperti manusia purba.
Walaupun demikian alam tak pernah mengingkari janji setelah ditaklukkan, dikurasi, dikuasai, digarap habis-habisan. Alam beraksi menjatuhkan sanksi dengan berbagai bentuk (banjir, gunung meletus, tanah longsor, gempa) dan tinggalah manusia meratapi nasibnya. Lahirlah ciptaan berupa hymne-hymne didengarkan dalam tema antara pemujaan dan penyesalan silih berganti, namun alam tetap berjaya di dalam kesejagadannya.
c.       Manusia memuja benda
Pada hakekatnya benda (materi) sangat di butuhkan dalam kehidupan manusia, sepanjang benda itu bukan merupakan tujuan akhir. Pemujaan manusia terhadap benda secara berlebihan pasti akan mengundang kamelut. Karena benda beralih fungsi dari peranannya sebagai alat perpaduan hidup berubah menjadi sesuatu yang dipuja dan dipertuhan selama masih mampu untuk mengakumulirnya.
Daya pengakumulasi benda yang dipuja dan dipertuan sehingga melampaui batas nilai harga diri dan keyakinan niscaya akan melahirkan konsepsi yang bermuara pada:
a.    Hilangnya martabat dan hak azasi akibat penilaian terhadap manusia lainnya tidak lebih dari seperangkat organ jasad yang dapat saja di campurkan bila tak berguna.
b.    Munculnya perlakuan-perlakuan bercorak eksploitasi dan penindasan terhadap sesama dengan landasannya tujuh menghalalkan segala cara. Dalam hal ini sosok sesama manusia di anggap sebagai kelompok human yang sewaktu-waktu tak berfungsi dapat di binasakan.
c.    Dalam konteks sosialisasi interaksi sosial akan tumbuh kecemburuan dan pertentangan kelas, persaingan pemutusan hubungan relasi-relasi sosial, ketersaingan kecurigaan yang pada gilirannya berakhir dengan konflik.
Hal-hal yang disebutkan diatas hanya menyebutkan sebagian dari reaksi yang timbul akibat sangat berlebihannya pemujaan terhadap benda. Terjerumuslah manusia ke dalam kehidupan materialistik yang membentuk suatu faham yang disebut materialisme.
Dari pengertian tentang materialisme (bukan pendapat sang guru besar tersebut) jelaslah terdapat pertentangan yang sangat prinsipil. Dalam hal ini keberadaan segala sesuatu termasuk manusia semuanya adalah materi, kejasmanian. Apa yang disebut rohani, perasaan, kasih sayang, timbang rasa, harga diri, keyakinan, agama, dan sebagainya oleh penganut, materialisme di anggap tidak ada. Yang ada hanyalah materi atau benda.
Jika demikian halnya maka manusia berada pada ambang kehancuran, kehilangan identitas diri, dan berakhir dengan tidak punya arti apa-apa. Yang tertinggal hanyalah cara-cara pemuja benda, penganut materialisme yang tercatat dalam sejarah peradaban manusia, tak segan-segan dan tak punya peri kemanusiaan menghancurkan lawan-lawannya.

d.          Manusia memuja dewa
Hal ini mtermasuk dalam lingkup keyakinan berkepercayaan (khususnya agama-agama samawi). Namun demikian keyakinan berkepercayaan seperti itu tak perlu diganggu gugat, bahkan sebaliknya harus di hargai karena keyakinan berkepercyaan sebagaimana di maksud adalah milik orang lain.
Dikalangan masyarakat India pemujaan terhadap dewa dikaitkan dengan sistem kasta, sehingga menyebabkan timbulnya strata sosial yang terbagi-bagi dalam penggolongan. Untuk itu, perlu dipahami penggolongan kelompok masyarakat di India berdasarkan sistem kasta, berbeda dengan sistem kelas-kelas dalam masyarakat ciptaan Karl Marx.
Penggolongan yang dimaksud lebih di tekankan pada keyakinan penganut terhadap salah satu dari tingkatan dewa yang terpilih untuk diyakini (brahmana, wisnu, siwa, waisa dan sudra). Terbagi-bagilah masyarakat dalam kelompok yang menempatkannya pada posisi sesuai tingkatan kedewaan untuk dipuja. Masing-masing tingkat kedewaan memiliki ciri tersendiri sehingga mempengaruhi tatanan kehidupan pada lingkup strata sosisal dalam hubungan kekerabatan.
Beberapa kelompok masyarakat tertentu diluar India, pemujaan terhadap dewa-dewa selalu di hubungkan atau berhubungan dengan dunia roh. Walaupun antara dewa dan roh kedua-duanya adalah abstrak, namun kepercayaan meyakini keberdaannya tak dapat di pungkiri. Dalam konteks pemujaan, dewa-dewa dipuja sekaligus di tempatkan pada posisi sebagai sumber ajaran-ajaran hidup untuk selanjutnya di terima dan diyakini dalam bentuk agama.
Dunia roh dipuja lengkap dengan sesajen, mantra-mantra, persembahan berskala ritualitas, untuk selanjutnya dipadukan dalam kehidupan dan diyakini sebagai religi (kepercayaan). Dalam perjalanan hidup manusia, pemujaan terhadap dewa-dewa dan dunia roh merupakan serangkaian tata perilaku yang berpola. Hal demikian dimaksudkan sebagai perwujudan dari sistem pengaturan dalam cara teknis pemujaan yang di kontrol oleh nilai di dalam norma-norma tertentu khusus berkaitan dengan hal tersebut.
Itulah sebabnya terdapat perbedaan antara tata perikaku yang dikondisikan dengan cara dan tekhnis pemujaan terhadap dewa-dewa dan dunia roh, dibanding dengan aktifitas tingkah laku sehari-hari.
e.        Manusia memuja Tuhan Yang Maha Esa
Pemujaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa pelaksanaannya berbeda-beda sesuai dengan agama yang diyakini oleh setiap kelompok masyarakat. Dikalangan masyarakat yang beragama islam khususnya, pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diatur berdasarkan dengan syariat yang bersumber dari Al-Qur’an dan diperjelas teknis serta cara pelaksanaannya melalui hadits Rasulullah. Bahkan dengan kekhususan pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dan semata-mata untuk dipuji hanya Allah.
Dalam hal pemujaan manusia kepada tuhan yang Maha Esa, pada hematnya mengalami pasang surut. Hal ini dibuktikan oleh kebiasaan manusia yakni dia mengalami kesusahan baru memuja Tuhan. Sebaiknya, bila dalam kesenangan, Tuhan dilupakan untuk dipuja. Menelusuri jauh tentangg pemujaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ditempulah berbagai cara yang menghasilkan lahirnya sekte-sekte. Setiap sekte mempunyai aturannya tersendiri dan biasanya membentuk organisasi keagamaan. Sesuai dengan program yang digariskan oleh masing-masing sekte.
Sebagai suatu fenomena bersifat sosio-religius pemujaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa selalu berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan. Baik menyangkut keselamatan, kebahagiaan, kesehatan, dijauhkan dari segala bencana, kemakmuran, mampun yang berkenaan dengan rejeki, perluasan usaha, jodoh, ketentraman hidup, termasuk mendapatkan anak pelanjut keturunan, dan sebagainya.
Refleksi dari pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan tuntutan yang dihajatkan seperti disebutkan perwujudannya dalam berbagai bentuk ritus keagamaan. Bentuk-bentuk ritus yang beranekaragam itu berfungsi sebagai wahana dalam menyampaikan segala yang dinginkan melalui pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dikalangan masyarakat muslim adalah melalui ibadah wajib maupun sunat. Selain itu, semua ibadah wajib maupun sunat bukan merupakan perbuatan ritual. Misalnya, kegiatan ibadah seperti shalat, shiam (puasa), zakat, haji/qurban. Seringkali terjadi kekeliruan yang menganggap bahwa kegiatan-kegiatan ibadah tersebut dapat diartikan sebagai perbuatan ritual. Untuk itu, perlu dijelaskan tentang perbuatan ritual yang dilakukan oleh semua kelompok masyarakat.
Kata “ritual” berasal dari “ritus, rite” yang artinya secara umum, yaitu upacara peralihan, dilengkapi dengan beragam peralatan upacara (ceremonial equipment), sesajen, mantera-mantera dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa di dalam syariat Islam pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ( dalam hal ini adalah Allah ) melalui ibadah-ibadah baik yang diwajibkan maupun yang sunat, tidak ada hubungannya dengan perbuatan ritual atau jelasnya adalah dengan contoh yang sederhana saja, apakah mungkin ibadah shalat dilaksanakan, dilengkapi dengan sesajen dan mantera-mantera ?


6.       Belas Kasih
Dahulu saya pernah mendengar banyak orang bijak yang mengatakan belas kasih adalah suatu sikap hati yang sangat mulia, adalah suatu manifestasi dari kecerdasan. Namun, dalam pengejarannya terhadap nama dan materi keuntungan yang berada di dunia, manusia seringkali tidak bisa menghayati dan memahami makna yang sebenarnya dari belas kasih.
Di dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah benar-benar masuk dalam jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami makna belas kasih.
Seberapa besar kelapangan dada seseorang, seberapa besar pula energi yang bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu memiliki hati belas kasih, maka kelapangan dada yang dia miliki juga bisa berlimpah-limpah bagaikan alam semesta, dia akan memiliki energi teramat besar hingga mampu menaklukkan segala-galanya.
Ketika seorang kultivator benar-benar bisa melepaskan hidup dan mati, yang terkandung di dalam hati kultivator tersebut adalah belas kasih yang kekal abadi. Berbeda dengan cara kejahatan mengatasi kejahatan di dunia, yang tidak efektif membasmi kejahatan sampai pada akarnya.
Seorang yang berbelas kasih, akan bermurah hati dan mengalah saat menerima serangan dari pihak lawan, akan membalas sindiran dan olokan orang dengan senyuman, akan dengan besar hati memaafkan kesalahan dan kesalah pahaman orang lain. Ia tidak tergesa-gesa dan tenang-tenang saja, menahan penghinaan tanpa berargumen, pikirannya penuh keprihatinan dan rasa kasihan atas penderitaan yang dialami oleh makhluk hidup, bersikap hambar dan tidak gentar, semua itu adalah sikap hati dari sang sadar yang kekal abadi.
Belas kasih memperlakukan seseorang tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang terlalu banyak, tersenyum simpul saja sudah bisa meneruskan pikiran baik belas kasih ini kepada orang lain. Belas kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisa melumerkan es dan salju yang berada di dalam hati manusia.
Menghadapi konflik antar manusia atau sekat diantara para kultivator, tidak peduli mereka berusaha dengan cara manusia yang manapun untuk menghilangkan, tidak akan mendapatkan cara penyelesaian secara tuntas, hal ini disebabkan oleh karena cara manusia itu kekurangan energi
Tetapi kekuatan dari belas kasih bisa menguraikan segala permusuhan, sehingga membuat segala perputaran sebab dan akibat yang berada didunia ini mendapatkan penyelesaian baik. Pancaran sinar belas kasih melebihi beribu-ribu kata, ia bisa membuat dendam dan sekatan yang berada di antara hati manusia dengan sekejab hilang tanpa berbekas.
Bila menyayangi seluruh makhluk hidup serta memberikan kebahagiaan kepada mereka, disebut dengan kasih. Merasakan penderitaan dan prihatin kepada mereka serta mencabut dan menghilangkan penderitaan mereka dan menyelamatkan roh jiwa seseorang agar tidak sampai menjadi bejat merupakan belas kasih yang paling besar bagi makhluk hidup.
Belas kasih merupakan suatu taraf kondisi bila seseorang bisa melepaskan keakuan sama sekali dan senantiasa berpikir demi orang lain. Hal ini juga merupakan pikiran baik yang murni dari seorang kultivator yang timbul setelah dia bisa melepaskan hasrat  keinginan dari kasih secara tuntas. Kekuatan dari pancaran sinar belas kasih itu tiada tara, sinar itu bisa melumerkan segala materi tidak hanya yang berada di dunia, tetapi juga menerangi segala sudut penjuru di alam semesta.
Belas kasih bisa menggugah pikiran baik yang tersimpan dalam hati paling dalam setiap makhluk hidup. Seorang kultivator walaupun jasadnya terjerumus di dalam kesengsaraan, belas kasih juga bisa dengan sekejab menjadi senjata yang paling ampuh, menumpas kejahatan, menyelamatkan jiwa yang masih tersisa akar kebaikannya.
Dengan menaruh hati belas kasih, dengan pikiran dan perilaku lurus, pasti akan tak terkalahkan.


7.       Cinta kasih erotis
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnyam dan menerima pribadi orang lain (wanita ataupun pria) dengan jiwanya yang sedalam-dalamanya. Pada gakaekatnya, semua makhluk manusia itu identik, kita semuabta merupalan bagian dari satu, karena demikian halnya, maka sebenarnya tak usahlah kita ambil pusing siapa yang kita cintai dan kita kasihi. Cinta kasih pada hakekatnya merupakan suatu perbuatan kemauan. Suatu kepututsan untuk mengikat kehidupan dengan kehidupan seseorang lain. Hal ini mermanglah merupakan dasar gagasan bagawa suatu pernikahan tradisional, yang kedia memepelaiunya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, tetapi telah didpilihkan untuknya orang lain. Yang diharapkan ialah bahwa mereka akan saling mencinta dan mengasihi. Dalam kebudayaan barat zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapaat diterima sama sekali, cinta kasih dianggap sebagaihasil suatu reaksi emosional dan spontak. Seolah-olah kita dengan tiba0tiba tercekam oleh oerasaaan yang tidak dapat dielakkan. Menurut padangan ini, orrang hanya memperhatikan ciri-ciri kedua individu yang bersangkutan dan mengabaikan fakta bahwa semua lelaki merupakan bagian dari adam dan semua wanita bagian dari hawa,. Ada pula orang yang memandang bahwa penting didalam cinta kasih erotis itu adalah keinginan
Dengan demikian, baik padanagnan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan, kedua-duanya benar atau lebih tepatnya  jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada yang lain. Loleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernukahana mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya. Merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itum didalam keadaan bagaimanapunm tidak boleh diputuskan


Contoh : Pemujaan

1.   Sebagai pernyataan cinta yang sangat mendalam kepada sang pujaan yang telah meninggal, maka diabadikan rasa kecintaan kepada istrinya dengan mendirikan Taj Mahal di India termasuk salah satu dari tujuh keabadian dunia. Konon kabarnya bangunan Taj Mahal dihiasi dengan ± 100.000 butir berlian.

2.   Kisah romeo dan juliet juga merupakan bagian dari refleksi cinta yang berjuang pada pemujaan. Pemujaan yang berkaitan dengan idola, dikagumi, dipuja-puja, diagung-agungkan, menjadikan seseorang harus mempertaruhkan segala sesuatu demi yang dipuja.